“Ibu Risna ada , Cuma katanya nanti yang masuk bukan dia. Ada PPL dari STIKIP yang nanti masuk.” Jawab Ajai. “Oh iya deh” Sahutku singkat.
Tak kusadari bunyi alarm dari telepon genggamku sudah berulang kali membangunkan dunia imajinasiku. Tapi belum juga aku ingin bergesas bangun dari tempat tidurku. Aku sangat malas untuk bangun karena diluar sedang hujan, siapapun juga malas untuk bangun dalam keadaan kondisi seperti itu.
“kriiiiiiinnngggg….kriiiing…..(05.37)”
Aku perlahan bangun dari tempat tempat tidur. Seperti biasa membuka jendela, dan mengamati suasana diluar yang sudah basah akibat guyuran hujan . hari yang dingin dan suasana yang hening membuatku semakin malas untuk mengguyur tubuhku dengan air. Mau tidak mau aku harus sekolah, segera ku ambil handuk yang bergantung di paku yang tertempel didinding dan mandi.
Dugaanku benar air yang ada dikamar mandi sangat dingin sekali. Sesudahnya ,aku berpakaian seragam lengkap dan segera pergi kesekolah.
Beberapa menit kemudian sampailah langkah kaki ku ke Perkomplekan yang didalamnya banyak terdapat gedung-gedung tinggi nan mewah . iya, perkomplekan itu tidak bukan dan tidak lain adalah sekolahku sendiri. Madrasah Aliyah Darul Ulum, itulah namanya.
Sebelumnya pekenalkan dulu, Namaku Muhammad Yusuf, Akrab disapa Yusuf atau Usuf. Kalau guru sih pasti manggilnya yusuf. Tapi sahabatku Muhammad Maulana Pasti memanggilku dengan panggilan Usuf. Sahabatku yang satu ini orangnya setia kawan dan agak Religius. Aku memanggilnya dengan panggilan Lana, kami selalu bertukar pendapat masalah kehidupan,agama dan keseharian, orangnya sangat asik diajak berbincang.
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 sang ketua osis kami segera mengarahkan siswa dan siswi untuk segera masuk kedalam sebuah langgar untuk melaksanakan amaliyah rutin yang telah turun temurun dilaksanakan hingga sekarang, Jam 07.45 amaliyah selesai, ada waktu 15 menit untuk beristirahat sebelum memasuki kelas. “Teeeeettttt…teeeeeetttt” jam 08.00 bel sudah berbunyi dan saat nya untuk memulai pelajaran. Pelajaran pertama hari ini adalah Fisika.
“Selamat Pagi “ sapa seorang wanita yang baru saja mesasuki kelasku dengan menebarkan senyum yang begitu menawan”Pagi juga bu” jawab aku dan teman sekelas ku.
“Perkenalkan saya ini mahasiswa PPL yang akan menggantikan Ibu Risna sementara dalam mengajar kalian dibidang Fisika” jelas guru cantik ini sambil tersenyum.
“Siapa nama ibu? Rumah nya dimana? Status? Nama Facebook? Nama twitter? Follow saya dong bu” pertanyaan yang beruntun keluar dari mulut Fadli (salah seorang siswa). “nama ibu Aminah Putri, Ibu tinggal di Jl.agus salim, yang lainnya nyusul aja ya,hehe” jawab ibu itu. Aminah Putri nama yang lucu pikirku. Pertama kali aku melihat guru ini, aku langsung terpikat oleh senyumnya, muka nya yang kalem, seperti belum pernah tau akan dosa. Kulit nya putih, menggambarkan betapa rajin nya ia merawat diri. Cara berpakaian nya yang elegan, namun tetap seperti remaja. Ahh betapa sempurna nya guru ini.
4 bulan berlalu, aku dan Bu aminah lumayan akrab juga. Alasan keakraban kami adalah karena pada saat pelajarannya aku berubah menjadi siswa yang aktif, banyak bertanya, dan iya sempat memujiku atas hasil nilai ulanganku yang lebih unggul dari yang lain .
Hari ini entah ada apa pada saat pelajaran Bu aminah aku dipanggil kedepan. Aku berjalan kedepan untuk menemuinya. “Yusuf, Nilai Fisika kamu lumayan, apa kamu berminat untuk ikut lomba cerdas cermat? Kalau kamu berminat kamu bisa ikut. Hadiahnya lumayan juga tuh” jelas nya. Aku secara spontan menjawab “iya bu, saya bakalan ikut, saya juga belum pernah mengikuti lomba seperti itu. Cuma nanti kalau gagal gimana bu?” jawabku dengan lemah.”Gak apa apa biar nanti saya bantu” hiburnya.”terimakasih banyak bu, saya duduk dulu” sahutku sambil tersenyum. Lumayan lah untuk PDKT hihii..
Lomba itu akan diadakan kurang lebih 6 hari lagi di Islamic center. Bagiku 6 hari adalah hari yang singkat untuku menguasai materi yang akan dilombakan. ke esokan hari nya, Pada jam pelajaran pertama terdengar suara Toa yang berbunyi sangat keras dari kantor yang memanggil namaku “Panggilan kepada Muhammad Yusuf segera menuju ke kantor” ujar salah satu guru. Dengan berbagai macam perasaan kenapa aku dipanggil ke kantor, aku pun mulai melangkah pergi kekantor, ketika mau masuki kantor terdengar suara lembut nan merdu memanggiku, iya, itu adalah suara bu aminah yang menyuruhku untuk masuk dan mendekat, ku hampiri ia “ada apa bu?”Tanya ku bingung. “hari ini ibu mau memberikan materi soal untuk perlombaan nanti, niih” ia meberiku beberapa kertas untuk kupelajari “oh iya ,makasih bu” kataku “coba kamu liat dulu apakah ada soal yang kamu masih bingung?” tegas nya, dan benar saja, masih banyak soal yang masih belum aku pahami, pada saat itu juga aku dan ibu aminah segera menuju ruang perpustakaan untuk mempelajari soal soal yang belum terlalu aku pahami, suasana terlihat hening diperpustakaan, tidak banyak siswa yang berada diperpustakaan, hanya ada 1 2 orang didalam. Bu aminah mulai menjelaskan satu persatu soal yang ada dikertas tersebut, hampir saja aku tidak memahami apa yang ia jelaskan, karena perhatianku teralih oleh wajah yang bersih kalem, dan senyum yang menawan yang ada padanya. Untung saja aku bisa mengendalikan perasaanku. “suatu kebahagiaan bisa bersama orang yang ku kagumi saat ini” gumam ku dalam hati, berharap waktu agar tidak cepat berlalu.
“teeeeettttt…teeetttt” (bunyi bel pergantian pelajaran), kami segera meninggalkan perpustakaan untuk meng akhiri pelajaran bu aminah hari ini, (meskipun dengan berat hati) hihii. aku melangkah menuju kelas dan bu aminah menuju kantor.
Hari ini aku sangat bahagia entah kenapa, mungkin karena bu aminah ,sekarang aku menjadi semangat dan mempunyai tujuan untuk pergi kesekolah.
Hari demi hari berlalu seperti halnya hari sebelumnya , hari ini adalah hari terakhir aku berdua duaan di perpustakaan bersama ibu aminah. Besok pagi aku harus sudah ada di Islamic Center untuk mengikuti lomba mewakili sekolahku. Keesokan harinya aku sangat bersemangat untuk berangkat sekolah. Sesampai nya disekolah terlihat dikejauhan telah berdiri seorang wanita muda cantik berpakaian elegan dan kalem yang mengenakan almamater khas. Kalian benar, wanita cantik itu adalah ibu aminah, mata ku tak henti memandangi wajah nya, langkahku pun bergerak secara tidak sadar untuk mendekatinya “berangkat nya jam berapa bu” tanyaku “kalau bisa sekarang suf, kamu duluan aja, nanti ibu nyusul, ibu masih ada urusan.”tegas nya “baiklah bu, saya duluan yah” aku berangkat bersama anak anak lain yang kebetulan mereka juga ikut lomba cerdas cermat tapi dalam pelajaran yang berbeda. Sesampai disana kami langsung masuk menuju meja kursi peserta yang telah disediakan panitia penyelenggara. “Perhatian, Acara akan dimulai 10 menit lagi” tegas salah satu panitia. “bu aminah kemana yah kok belum datang” gumamku dalam hati sambil melihat lihat keadaan sekeliling. Selang beberapa menit acara pun dimulai, keadaan seakan membeku saat soal dibagikan, terlihat saat semua peserta dengan mimik wajah serius sedang menjawab soal soal yang diberikan panitia, aku agak sedikit kesulitan menjawab soal ini, ada beberapa rumus yang aku lupa,ketika aku melihat kearah pintu masuk seketika Bagaikan Malaikat Jibril sesosok wanita cantik masuk dan duduk dikursi tamu yang telah disediakan panitia. Bu aminah memandang ku dari kejauhan, seakan memberi tanda agar aku tidak patah semangat, Entah kenapa aku jadi langsung bisa mengingat rumus rumus yang tadinya aku lupa dan menjawab semua soal yang ada. “teeeettttttt” bel telah berbunyi, waktu peserta untuk menjawab soal telah berakhir, semua peserta mengumpulkan lembar jawaban masing masing. Aku dan kawan kawan pun segera menuju keluar dan tinggal menunggu pengumuman hasil lomba. Tidak beberapa lama, semua peserta disuruh kumpul kembali ke ruangan untuk mendengarkan pengumuman hasil lomba. Dengan penuh harap dan rasa gugup, panitia pun menyampaikan hasil lomba. “Berikut adalah perolehan nilai lomba dari perwakilan masing masing sekolah” ucap panitia “ Nilai tertinggi pertama untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Muhammad Akbar perwakilan dari SMAN 2 KOTABARU dengan perolehan nilai 9,8” ucap panitia, serentak semua memberikan tepuk tangan “Nilai tertinggi kedua untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Muhammad Yusuf perwakilan dari Madrasah Aliyah Darul Ulum KOTABARU dengan perolehan nilai 9,1” serentak teman temanku pun heboh berteriak dan bertepuk tangan, sangat terlihat mata yang berlinang bahagia dan senyum yang manis terpampang jelas di mata ibu aminah, ia pun mengusap kepalaku dengan penuh rasa sayang dan bangga atas usaha ku selama ini. “terimakasih banyak suf, kamu sudah membanggakan ibu dan sekolah kamu” ujarnya “tidak, saya yang harus berterimakasih kepada ibu, karena sudah membimbingku selama ini.”sahutku, Dia tersenyum bangga yang membuat rasa sayangku semakin dalam kepada nya. “Sedangkan perolehan nilai tertinggi ketiga untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Magfirah perwakilan dari MAN KOTABARU dengan perolehan nilai 8,7”
Dengan rasa bangga kami pun pergi kesekolah dengan membawa sebuah piala penghargaan lomba cerdas cermat, aku mendapat banyak pujian dari teman maupun guru guru.
Tak terasa 6 bulan berlalu. Masa praktek PPL pun berakhir. Hari senin ini menurutku adalah hari terburuk yang pernah ada. Aku akan berpisah dengan guru yang menurutku aku “Cintai”. Saat itu perasaanku tentunya sangat sedih, terutama saat melihat guru idamanku berfoto dengan siswa lain untuk mengabadikan moment mrngajar terakhirnya disekolah ini. Ingin rasanya aku mendekatinya, memeluknya dengan erat seakan tak pernah mau ia pergi. Tapi itu Cuma khayalan, aku tahu selama ini ia menganggap ku hanya murid ! ia bukan seorang pemberi harapan, tapi aku nya saja yang berharap berlebihan. Berharap seorang guru dengan tampang manis itu akan membalas cinta ku. Saat perpisahan, aku tak mampu menemuinya . bahkan aku tak sanggup melihat nya. Jujur, waktu itu aku ingin menangis, tapi aku tahan, aku malu harus mengakui aku menyukai seorang guru!
Hari hari berlalu tanpa hadirnya guru cantik yang mendidik ku. Aku mulai bisa melupakan rasa kasih ku padanya, dan aku baru tersadar jika waktu itu aku hanya mengaguminya ! hanya mengagumi tidak lebih! Aku hanya mengagumi caranya mengajar, caranya tersenyum, wajahnya yang rupawan, dan sikap ramahnya pada semua murid. Aku baru sadar jika cinta dan kagum itu berbeda. Memang serupa tapi tak sama. Aku tahu perasaan sayang pada saat itu hanya cinta sesaat yang timbul karena kagum ku. Dan mulai detik ini aku sudah tidak mencintainya lagi. Aku hanya mengaguminya ! No More!
Tak kusadari bunyi alarm dari telepon genggamku sudah berulang kali membangunkan dunia imajinasiku. Tapi belum juga aku ingin bergesas bangun dari tempat tidurku. Aku sangat malas untuk bangun karena diluar sedang hujan, siapapun juga malas untuk bangun dalam keadaan kondisi seperti itu.
“kriiiiiiinnngggg….kriiiing…..(05.37)”
Aku perlahan bangun dari tempat tempat tidur. Seperti biasa membuka jendela, dan mengamati suasana diluar yang sudah basah akibat guyuran hujan . hari yang dingin dan suasana yang hening membuatku semakin malas untuk mengguyur tubuhku dengan air. Mau tidak mau aku harus sekolah, segera ku ambil handuk yang bergantung di paku yang tertempel didinding dan mandi.
Dugaanku benar air yang ada dikamar mandi sangat dingin sekali. Sesudahnya ,aku berpakaian seragam lengkap dan segera pergi kesekolah.
Beberapa menit kemudian sampailah langkah kaki ku ke Perkomplekan yang didalamnya banyak terdapat gedung-gedung tinggi nan mewah . iya, perkomplekan itu tidak bukan dan tidak lain adalah sekolahku sendiri. Madrasah Aliyah Darul Ulum, itulah namanya.
Sebelumnya pekenalkan dulu, Namaku Muhammad Yusuf, Akrab disapa Yusuf atau Usuf. Kalau guru sih pasti manggilnya yusuf. Tapi sahabatku Muhammad Maulana Pasti memanggilku dengan panggilan Usuf. Sahabatku yang satu ini orangnya setia kawan dan agak Religius. Aku memanggilnya dengan panggilan Lana, kami selalu bertukar pendapat masalah kehidupan,agama dan keseharian, orangnya sangat asik diajak berbincang.
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 sang ketua osis kami segera mengarahkan siswa dan siswi untuk segera masuk kedalam sebuah langgar untuk melaksanakan amaliyah rutin yang telah turun temurun dilaksanakan hingga sekarang, Jam 07.45 amaliyah selesai, ada waktu 15 menit untuk beristirahat sebelum memasuki kelas. “Teeeeettttt…teeeeeetttt” jam 08.00 bel sudah berbunyi dan saat nya untuk memulai pelajaran. Pelajaran pertama hari ini adalah Fisika.
“Selamat Pagi “ sapa seorang wanita yang baru saja mesasuki kelasku dengan menebarkan senyum yang begitu menawan”Pagi juga bu” jawab aku dan teman sekelas ku.
“Perkenalkan saya ini mahasiswa PPL yang akan menggantikan Ibu Risna sementara dalam mengajar kalian dibidang Fisika” jelas guru cantik ini sambil tersenyum.
“Siapa nama ibu? Rumah nya dimana? Status? Nama Facebook? Nama twitter? Follow saya dong bu” pertanyaan yang beruntun keluar dari mulut Fadli (salah seorang siswa). “nama ibu Aminah Putri, Ibu tinggal di Jl.agus salim, yang lainnya nyusul aja ya,hehe” jawab ibu itu. Aminah Putri nama yang lucu pikirku. Pertama kali aku melihat guru ini, aku langsung terpikat oleh senyumnya, muka nya yang kalem, seperti belum pernah tau akan dosa. Kulit nya putih, menggambarkan betapa rajin nya ia merawat diri. Cara berpakaian nya yang elegan, namun tetap seperti remaja. Ahh betapa sempurna nya guru ini.
4 bulan berlalu, aku dan Bu aminah lumayan akrab juga. Alasan keakraban kami adalah karena pada saat pelajarannya aku berubah menjadi siswa yang aktif, banyak bertanya, dan iya sempat memujiku atas hasil nilai ulanganku yang lebih unggul dari yang lain .
Hari ini entah ada apa pada saat pelajaran Bu aminah aku dipanggil kedepan. Aku berjalan kedepan untuk menemuinya. “Yusuf, Nilai Fisika kamu lumayan, apa kamu berminat untuk ikut lomba cerdas cermat? Kalau kamu berminat kamu bisa ikut. Hadiahnya lumayan juga tuh” jelas nya. Aku secara spontan menjawab “iya bu, saya bakalan ikut, saya juga belum pernah mengikuti lomba seperti itu. Cuma nanti kalau gagal gimana bu?” jawabku dengan lemah.”Gak apa apa biar nanti saya bantu” hiburnya.”terimakasih banyak bu, saya duduk dulu” sahutku sambil tersenyum. Lumayan lah untuk PDKT hihii..
Lomba itu akan diadakan kurang lebih 6 hari lagi di Islamic center. Bagiku 6 hari adalah hari yang singkat untuku menguasai materi yang akan dilombakan. ke esokan hari nya, Pada jam pelajaran pertama terdengar suara Toa yang berbunyi sangat keras dari kantor yang memanggil namaku “Panggilan kepada Muhammad Yusuf segera menuju ke kantor” ujar salah satu guru. Dengan berbagai macam perasaan kenapa aku dipanggil ke kantor, aku pun mulai melangkah pergi kekantor, ketika mau masuki kantor terdengar suara lembut nan merdu memanggiku, iya, itu adalah suara bu aminah yang menyuruhku untuk masuk dan mendekat, ku hampiri ia “ada apa bu?”Tanya ku bingung. “hari ini ibu mau memberikan materi soal untuk perlombaan nanti, niih” ia meberiku beberapa kertas untuk kupelajari “oh iya ,makasih bu” kataku “coba kamu liat dulu apakah ada soal yang kamu masih bingung?” tegas nya, dan benar saja, masih banyak soal yang masih belum aku pahami, pada saat itu juga aku dan ibu aminah segera menuju ruang perpustakaan untuk mempelajari soal soal yang belum terlalu aku pahami, suasana terlihat hening diperpustakaan, tidak banyak siswa yang berada diperpustakaan, hanya ada 1 2 orang didalam. Bu aminah mulai menjelaskan satu persatu soal yang ada dikertas tersebut, hampir saja aku tidak memahami apa yang ia jelaskan, karena perhatianku teralih oleh wajah yang bersih kalem, dan senyum yang menawan yang ada padanya. Untung saja aku bisa mengendalikan perasaanku. “suatu kebahagiaan bisa bersama orang yang ku kagumi saat ini” gumam ku dalam hati, berharap waktu agar tidak cepat berlalu.
“teeeeettttt…teeetttt” (bunyi bel pergantian pelajaran), kami segera meninggalkan perpustakaan untuk meng akhiri pelajaran bu aminah hari ini, (meskipun dengan berat hati) hihii. aku melangkah menuju kelas dan bu aminah menuju kantor.
Hari ini aku sangat bahagia entah kenapa, mungkin karena bu aminah ,sekarang aku menjadi semangat dan mempunyai tujuan untuk pergi kesekolah.
Hari demi hari berlalu seperti halnya hari sebelumnya , hari ini adalah hari terakhir aku berdua duaan di perpustakaan bersama ibu aminah. Besok pagi aku harus sudah ada di Islamic Center untuk mengikuti lomba mewakili sekolahku. Keesokan harinya aku sangat bersemangat untuk berangkat sekolah. Sesampai nya disekolah terlihat dikejauhan telah berdiri seorang wanita muda cantik berpakaian elegan dan kalem yang mengenakan almamater khas. Kalian benar, wanita cantik itu adalah ibu aminah, mata ku tak henti memandangi wajah nya, langkahku pun bergerak secara tidak sadar untuk mendekatinya “berangkat nya jam berapa bu” tanyaku “kalau bisa sekarang suf, kamu duluan aja, nanti ibu nyusul, ibu masih ada urusan.”tegas nya “baiklah bu, saya duluan yah” aku berangkat bersama anak anak lain yang kebetulan mereka juga ikut lomba cerdas cermat tapi dalam pelajaran yang berbeda. Sesampai disana kami langsung masuk menuju meja kursi peserta yang telah disediakan panitia penyelenggara. “Perhatian, Acara akan dimulai 10 menit lagi” tegas salah satu panitia. “bu aminah kemana yah kok belum datang” gumamku dalam hati sambil melihat lihat keadaan sekeliling. Selang beberapa menit acara pun dimulai, keadaan seakan membeku saat soal dibagikan, terlihat saat semua peserta dengan mimik wajah serius sedang menjawab soal soal yang diberikan panitia, aku agak sedikit kesulitan menjawab soal ini, ada beberapa rumus yang aku lupa,ketika aku melihat kearah pintu masuk seketika Bagaikan Malaikat Jibril sesosok wanita cantik masuk dan duduk dikursi tamu yang telah disediakan panitia. Bu aminah memandang ku dari kejauhan, seakan memberi tanda agar aku tidak patah semangat, Entah kenapa aku jadi langsung bisa mengingat rumus rumus yang tadinya aku lupa dan menjawab semua soal yang ada. “teeeettttttt” bel telah berbunyi, waktu peserta untuk menjawab soal telah berakhir, semua peserta mengumpulkan lembar jawaban masing masing. Aku dan kawan kawan pun segera menuju keluar dan tinggal menunggu pengumuman hasil lomba. Tidak beberapa lama, semua peserta disuruh kumpul kembali ke ruangan untuk mendengarkan pengumuman hasil lomba. Dengan penuh harap dan rasa gugup, panitia pun menyampaikan hasil lomba. “Berikut adalah perolehan nilai lomba dari perwakilan masing masing sekolah” ucap panitia “ Nilai tertinggi pertama untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Muhammad Akbar perwakilan dari SMAN 2 KOTABARU dengan perolehan nilai 9,8” ucap panitia, serentak semua memberikan tepuk tangan “Nilai tertinggi kedua untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Muhammad Yusuf perwakilan dari Madrasah Aliyah Darul Ulum KOTABARU dengan perolehan nilai 9,1” serentak teman temanku pun heboh berteriak dan bertepuk tangan, sangat terlihat mata yang berlinang bahagia dan senyum yang manis terpampang jelas di mata ibu aminah, ia pun mengusap kepalaku dengan penuh rasa sayang dan bangga atas usaha ku selama ini. “terimakasih banyak suf, kamu sudah membanggakan ibu dan sekolah kamu” ujarnya “tidak, saya yang harus berterimakasih kepada ibu, karena sudah membimbingku selama ini.”sahutku, Dia tersenyum bangga yang membuat rasa sayangku semakin dalam kepada nya. “Sedangkan perolehan nilai tertinggi ketiga untuk mata pelajaran Fisika diraih oleh peserta bernama …. Magfirah perwakilan dari MAN KOTABARU dengan perolehan nilai 8,7”
Dengan rasa bangga kami pun pergi kesekolah dengan membawa sebuah piala penghargaan lomba cerdas cermat, aku mendapat banyak pujian dari teman maupun guru guru.
Tak terasa 6 bulan berlalu. Masa praktek PPL pun berakhir. Hari senin ini menurutku adalah hari terburuk yang pernah ada. Aku akan berpisah dengan guru yang menurutku aku “Cintai”. Saat itu perasaanku tentunya sangat sedih, terutama saat melihat guru idamanku berfoto dengan siswa lain untuk mengabadikan moment mrngajar terakhirnya disekolah ini. Ingin rasanya aku mendekatinya, memeluknya dengan erat seakan tak pernah mau ia pergi. Tapi itu Cuma khayalan, aku tahu selama ini ia menganggap ku hanya murid ! ia bukan seorang pemberi harapan, tapi aku nya saja yang berharap berlebihan. Berharap seorang guru dengan tampang manis itu akan membalas cinta ku. Saat perpisahan, aku tak mampu menemuinya . bahkan aku tak sanggup melihat nya. Jujur, waktu itu aku ingin menangis, tapi aku tahan, aku malu harus mengakui aku menyukai seorang guru!
Hari hari berlalu tanpa hadirnya guru cantik yang mendidik ku. Aku mulai bisa melupakan rasa kasih ku padanya, dan aku baru tersadar jika waktu itu aku hanya mengaguminya ! hanya mengagumi tidak lebih! Aku hanya mengagumi caranya mengajar, caranya tersenyum, wajahnya yang rupawan, dan sikap ramahnya pada semua murid. Aku baru sadar jika cinta dan kagum itu berbeda. Memang serupa tapi tak sama. Aku tahu perasaan sayang pada saat itu hanya cinta sesaat yang timbul karena kagum ku. Dan mulai detik ini aku sudah tidak mencintainya lagi. Aku hanya mengaguminya ! No More!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !