MATERI AJAR
Kompetensi
Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Kompetensi Dasar |
Indikator Pencapaian
Kompetensi |
|
3.6 Menganalisis Isi, Struktur dan
Kebahasaan dalam Ceramah |
3.6.1.
Menganalisis
isi dan struktur teks ceramah. 3.6.2.
Menganalisis
kaidah kebahasaan dalam teks ceramah |
|
4.6 Mengkonstruksi ceramah tentang permasalahan
aktual dengan memerhatikan aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang
tepat |
4.6.1. Menentukan aspek-aspek yang disunting dalam teks ceramah 4.6.2. Menyampaikan hasil suntingan teks ceramah teks ceramah dengan
memperhatikan penguasaan materi. vokal, gesture, ekspresi, dan intonasi |
Tujuan
Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem
Based Learning, peserta didik dapat berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan
kolaboratif (4C) baik dalam
menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah dengan memerhatikan
aspek kebahasaan dan menggunakan struktur yang tepat, serta memiliki sikap
religius, nasionalis, integritas, dan mandiri. (PPK)
Nah,
untuk pembelajaran kali ini, modul ini masih membahas tentang teks ceramah,
yaitu dari segi isi, struktur, dan kaidah kebahasaannya. Kalian akan mengetahui
seperti apa struktur teks ceramah itu, dan kalian pun akan diajak untuk
mengetahui kaidah kebahasaan apa saja yang ada dalam teks ceramah. Mari kita
pelajari modul ini untuk menambah wawasan kalian dalam mengenali isi, struktur
dan kebahasaan teks ceramah.
Sebagaimana
kalian tahu bahwa ceramah merupakan kegiatan yang dilakukan antara pembicara
dan khalayak umum sebagai pendengar. Tujuannya untuk menyampaikan informasi dan
pengetahuan. Pembicara yang membawakan ceramah umumnya adalah orang yang dianggap
menguasai bidangnya dengan baik. Ceramah dapat dilakukan secara langsung maupun
menggunakan sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan internet. Ada
beberapa hal yang perlu kalian ketahui terkait teks ceramah, terutama dalam hal
ini adalah masalah isi dan struktur dalam teks ceramah. Mari kita pelajari
uraian materi berikut ini
1. Isi Teks Ceramah
Isi
Teks Ceramah Jika kalian memerhatikan isi teks ceramah biasanya berkenaan
dengan informasi tentang beragam kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, maupun kesehatan. Isi tersebut dianggap sesuatu yang penting bagi
pendengarnya dan dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
pendengarnya. Isinya selalu berkaitan dengan tema ceramah yang hendak
disampaikan. Misalnya, ceramah bertema kebersihan, isinya berkaitan dengan
masalah kebersihan pula.
Teks
ceramah biasanya memiliki pesan yang bertujuan untuk memberikan nasihat,
petunjuk, atau petuah secara lisan. Khalayak yang mendengarkan pun bisa siapa
saja. Tetapi umumnya khalayak dari teks ceramah bersifat spesifik karena
diumumkan di komunitas atau kelompok masyarakat tertentu.
Perhatikan kutipan berikut!
Kita telah menempel
slogan-slogan tentang kebersihan di lingkungan sekolah kita. Misalnya: jagalah
kebersihan, kebersihan adalah sebagian dari iman, bersih itu indah, bersih
pangkal sehat, dan lain-lain. Akan tetapi, apakah slogan slogan tersebut sudah
menggugah kita untuk menerapkannya? Belum semua warga sekolah tergugah untuk
mengamalkannya, di antara warga sekolah masih ada yang kurang peduli terhadap
kebersihan lingkungan sekolah sehingga masih terlihat sampah berserakan.
Isi
cuplikan teks tersebut adalah telah ditempelnya slogan kebersihan dan masih
adanya warga sekolah yang kurang peduli terhadap kebersihan sekolah.
2. Struktur Teks Ceramah
Jika
kalian pernah menyimak orang yang sedang berceramah, atau pernah melihat naskah
ceramah, kalian dapat menganalisis dari apa yang disampaikan dari cermah
tersebut. Ada beberapa hal yang dapat kalian temukan dari teks ceramah tersebut,
yaitu bagian pembuka, isi dan penutup.
a.
Pendahuluan
Berupa
pengenaan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan
dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut
dengan isu.
b. Isi
Berupa argumen pembicara barkaitan dengan
pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang
memperkuat argumen-argumen pembicara.
c.
Penutup
Berupa penegasan kembali atas
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
Berikut contoh analisis struktur untuk teks ceramah
a.
Pendahuluan
Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan- ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat- rapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya. Bagian itu mengenalkan permasalahan utama (tesis), yakni tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.
b. Isi (Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakatitu. Teks tersebut merupakan salah satu bagian dari argumen pembicara tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat.
c. Penutup (Penegasan)
Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun. Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil penalaran dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang berupa saran-saran yang disertai pula sejumlahalasan
Sebagaimana
jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang
cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya.
Merujuk
pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan
sebagai berikut
1.
Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua
jamak, sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga
menggunakan kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok. Teks
ceramah sering kali menggunakan kata sapaan yang ditujukan pada orang banyak,
seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara. Contoh: Hadirin
yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang
punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya ....
2. Menggunakan kata-kata teknis ataupun peistilahan
yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Dengan topik tentang masalah
kebahasaan yang menjadi fokus pembahasannya istilah-istilah yang muncul dalam
teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunanberbahasa,
etika berbahasa. Contoh: Intensitas para siswa dalam memahami
literatur-literatur sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi
ragam bahasa baku.
3. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan
argumentasi (sebabakibat). Misalnya, jika... maka, sebab, karena, dengan
demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan
kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/
pertentangan, seperti sebelum itu, kemudian, pada akhirnya,sebaliknya, berbeda
halnya, namun.
Contoh:
Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh
kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka.
4. Menggunakan kata kerja mental Kata kerja mental
seperti memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lainlain.
Contoh: Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka saya waktu itu bukannya tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah.
5. Menggunakan kata kerja persuasif Kata-kata
persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus.
Contoh:
Dampak negatif lain dari adanya kemajuan teknologi adalah banyaknya terjadi
kasus penipuan dengan menggunakan media sosial sebagai akibat dari teknologi
yang semakin tinggi. Dan yang paling penting adalah bahwa kini korbannya adalah
para ibu – ibu rumah tangga. Karena terlalu sering main ponsel genggam, mereka
menjadi susah untuk membedakan mana hal yang nyata dan mana yang hanya berita
gosip saja. Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi.
Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !